Wednesday 31 July 2013

'Apa kabar?'

Hi.
very long time no post.

There are so much things that I have to tell.
Well, I mean...too much things...that I have to tell.

'Apa kabar?'
Singkat, padat, penuh rasa penasaran dan kerinduan.
Entah itu ditujukan untuk siapa. Tapi, agaknya hati ini seperti mendengar hati yang lain sedang berbicara di seberang sana.

Ya. Kamu.

Mungkin sedikit berbau ke-'geer'-an memang. Tapi entahlah.

Kabarku baik-baik saja, hanya saja sedikit lebih merindu daripada yang biasanya.
Langit dan hamparan sungai mahakam tiba-tiba jadi teman ber-melankolis ria tiap pulang kantor akhir-akhir ini. Membayangkan betapa damainya hidup di tanah Samarinda, membesarkan buah hati bersama. Disini, di kampung halaman tercinta. bersamamu.
Hhh, tapi sudahlah. apa daya. Mahakam rupanya tak bisa juga sembuhkan rinduku.

Kau tahu?
Akhir-akhir ini. Aku sebenarnya jarang berfikir.
Sekalinya berfikir, yang ada hanyalah kamu. bukan, bayanganmu lebih tepatnya.
Entahlah. aku senang melihatmu yang begitu tegar. kagum menerawang pikirmu yang cerdik. memperhatikan tingkahmu yang alami. Dan juga, yang semakin hari, terlihat semakin baik akhlaknya. baik sekali, hingga aku pun semakin lama semakin merasa tak pantas memimpin dirimu kelak yang jauh lebih baik dariku.

Entahlah, tapi aku hanya merasa, semakin hari semakin tak menentu, semakin seperti tak yakin dengan apa yang selama ini mati-matian diperjuangkan. Di kampus, di pleno, di rapat-rapat organisasi, di pertemuan-pertemuan amniyah, halaqah. Rasa-rasanya, masih jauh, jauh sekali dari yang namanya keteladanan. Jauh sekali dengan yang namanya manusia berakhlak. Semoga masih sempat diperbaiki. Sebelum semuanya terlambat, seperti kisah orang-orang terdahulu yang telah lama berpaling dari Tuhan dan sesama yang mencintainya.

Cinta, aku juga ingin mengabarkan. Tidak, tidak ingin sebenarnya, karena aku tahu, jika kau tahu, mungkin lukanya takkan mudah untuk diperbaiki.
Akhir-akhir ini, aku berfikir, berfikir keras lebih tepatnya.
Kelak, saat kita mencoba untuk mensejajarkan diri, atau saat dirimu atau orangtuamu bertanya tentang alasanku menyukaimu, lalu apa yang akan kujawab nanti?.
Entahlah, biasanya mudah untuk sekedar menjawab, terlebih untuk pertanyaan yang sifatnya normatif.
Tapi, untuk yang satu ini, ah, sulit sekali rasanya untuk menemukan jawabannya.
Terkadang aku pun bertanya balik 'Pentingkah untuk dijawab?', tapi saat itu juga aku pun menjawab 'Ah, ini pembenaranmu saja. Tentu saja ini penting. 'There's always a why behind the do', right jagoan?'.

Apakah karena cantik? Ya, tentu, kamu memang cantik. Tapi tak mungkin hatiku menjadi tak menentu hanya karena paras cantik dari seorang wanita..
Apakah karena kamu cerdas? Yes you are. Absolutely. Tapi, tak sedangkal itu juga rasanya hatiku bisa memilihmu sampai mati-matian menuntutmu sampai sengotot ini.

Aku belum bisa menjawabnya...
Sampai akhirnya, si wanita itu hadir...

Ada seorang wanita, teman SMA. Dan saat ini, ia sedang mendekatiku. Lagi-lagi berbau ke-'geer'-an. tapi aku sedang tahu, dari gerak-geriknya, wanita ini sedang suka denganku.

Jangan khawatir, aku tak jatuh hati padanya. tak seperti aku begitu jatuh hati padamu. Tertarik pun tidak. sama sekali tidak. Namun, inilah yang kembali membuatku berfikir.
"Why am I adore you so much?".

Padahal, cantik dan cerdas yang ada pada dirimu, ada juga pada dirinya. tapi itu juga tak mampu menarik hatiku untuk sekedar jatuh hati padanya. Padahal, "apa bedanya dengan dirimu?"
Wanita ini, cantik parasnya. bahkan yang tercantik di SMA dulu. Sama seperti dirimu.
Wanita ini juga cerdas, aktivis pula. Sama juga sepertimu.

Dan seketika itulah aku tahu, bahwa kamu benar.
Ada satu hal yang berbeda, di dalam dirimu, yang bisa membuatku menyesal jika tak mendapatkannya.

Cinta,
kamu yang terbaik
I hope for the best. the very best.

Semoga waktu, memang menyembuhkan segalanya.

Regards,
dha-